Laman

Senin, 26 Mei 2014

Umbrella & That Man

Terkadang saya tiba-tiba terpikir kisah-kisah romance saat hujan turun.
Dan payung adalah inspirasi utamanya..
Mau tau kisahnya ayoo di baca yaah :D
Hujan di senin pagi entah kenapa rasanya lebih deras dibanding hari kemarin
Hawa dingin itu terasa mengikuti setiap orang yang berjalan ditengahnya
Mereka berlalu-lalang di jalanan berkubang dengan payung dan jaket hangat yang melindungi dari hawa dingin tersebut
Aku, termasuk diantara orang-orang itu
Berpayung sendiri sambil mengindari kubangan air di jalan

Sampai di angkutan umum pun semua orang mengeluh karena hujan deras tersebut, baju dan sepatu mereka basah termasuk aku

Pergi ke kampus di hari itu, memang menyebalkan rasanya

Tapi..

Karena seseoranglah aku merubah mindsetku tentang hari itu..

Aku melihat seseorang yang berdiri di sebrang jalan itu sambil berteduh di pinggiran sebuah tempat fotokopian
Nampaknya orang itu tidak membawa payung, ia hanya memakai jaket tipis berwarna biru, dengan kaos putih polos di dalamnya, padahal harusnya ia tahu bahwa hari ini juga akan hujan seperti kemarin

Aku pun melangkah perlahan menyebrangi jalanan lenggang depan kampus
Berjalan terus hingga tiba di dekat toko fotokopian, saat aku mulai melangkahkan kaki lebih cepat tiba-tiba saja ada yang memanggilku, walau sebenarnya ia tidak memanggil namaku, yang ku tahu saat itu di sekeliling gerbang kampus hanya ada aku dan dia.

Aku pun menghentikan langkah kaki, dan memalingkan wajahku ke arah sumber suara itu.
Kami pun bertatap wajah sebentar, yang kulihat saat itu adalah wajah yang penuh senyuman hangat, dengan rambut hitam lurusnya yang basah
Rasanya baru kali ini aku melihat senyuman laki-laki sehangat itu padaku

Dan ia pun mulai membuka suara
"maaf, boleh gak saya ikut sama kamu ke dalam, emm soalnya saya gak bawa payung...". Ucapnya lancar sambil tersenyum tipis

Ketika ia mulai berbicara, entah kenapa rasanya aku ingin sekali lagi mendengarkan suara itu.
Sepertinya sempat beberapa saat, aku kehilangan kesadaranku. Hingga laki-laki itupun bertanya untuk kedua kalinya

"bolehkah aku...mmh" sambil menunjuk payung di tanganku.
Saat mendengarnya lagi aku baru tersadar dan cepat-cepat menjawab pertanyaannya
"Ooh, mmh.. yaah ayo!" ajakku sambil gugup.

Kami berdua pun akhirnya berpayungan bersama
Awalnya, aku yang memegang payung itu. Tapi, ia langsung mengulurkan tangannya dan berkata..
"sini, aku saja yang pegang payungnya" sambil tersenyum lagi.
Aku yang saat itu hanya bisa berkata "ya.."
Selama kami berpayung bersama. Tidak ada diantara kami yang memulai pembicaraan. Entah itu basa-basi ataupun kenalan.
Rasa kecewa pun menghantuiku saat kami sudah sampai di depan gedung perkuliahan.
Dia melepaskan payungnya dan menyerahkannya padaku. Tak lupa ia mengucap kata "terima kasih" padaku.
Entah saking terlalu syoknya karena hanya seperti itu saja pertemuan kami, aku hanya diam seribu bahasa. Aku bahkan tak sempat melihatnya tersenyum untuk ke sekian kalinya. Aku hanya berpaling dan membelakanginya.
Walau berat tapi aku melangkah pasti menjauhi dirinya.

Saat aku mulai memasuki pintu utama gedung. Tiba-tiba saja terdengar suara yang familiar, seseorang berteriak "TUNGGU!" padaku
Aku yang kaget pun akhirnya menghentikan langkah kaki. Tapi, aku belum mau membalikkan badan.
Dan sekali lagi aku mendengarkan suara laki-laki itu berbicara.

"Maaf, tadi kita belum sempat berkenalan. Mmm nama aku ******." Katanya sambil mendekatiku.
"boleh aku tau siapa nama kamu?" tanya laki-laki itu lembut sesampainya ia di belakangku.

Seketika itu rasa kecewa pun sirna begitu saja dari hatiku. Aku senang sekali saat dia memberi tahu namanya dan mau tau siapa namaku.
Aku yang saat itu senang bukan kepalang, langsung saja membalikkan badan dan memberikan senyum terhangatku sambil berkata.

"namaku.... *****"

Pertemuan kami waktu itu merupakan awal aku berkenalan dengan seorang laki-laki yang saat pertama kali melihatnya hatiku langsung berdegup kencang bak seorang atlet yang sedang berlari maraton.

Aku berharap ini adalah pertemuan awal yang akan membuat kami bertemu, terus-menerus bertemu.
Terima kasih untuk payung keberuntunganku..
Ku harap hanya dia yang selalu di sampingku di saat hari hujan
Semoga saja..

Love You ******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar